THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Selasa, 16 Juni 2009

Senin, 15 Juni 2009

Selasa, 09 Juni 2009


lmuwan modern semakin menemukan pentingnya sikap menahan marah. Berlimpah bukti ilmiah telah mengukuhkan bahwa marah merusak jantung dan fungsi paru-paru.

Anjuran Tidak Marah

Kehidupan manusia takkan lepas dari salah dan alpa, termasuk ketika bergaul dengan sesamanya. Ketika orang berbuat salah, sebaiknya ia segera meminta maaf. Sebaliknya, bila ia didzalimi, hendaknya kemarahan tidak dibiarkan terus membara. Langkah terbaik adalah segera memberi maaf. Sikap ini sangatlah dianjurkan Allah dalam firman-Nya:

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS. Ali Imron 3:134)

Bahkan, lantaran pentingnya menahan marah, Rasulullah sampai berpesan melalui sabdanya:

Dari Abu Hurairah r.a bahwa seorang lelaki telah berkata kepada nabi SAW yang maksudnya: ”Berwasiatlah kepada ku.” Sabda Rasulullah SAW: “Jangan kamu marah.” Maka lelaki itu mengulangi kata-katanya berulang kali. Sabda Rasulullah SAW: ”Jangan kamu marah”. (HR. Bukhari)

Merusak Jantung

Baru-baru ini, Journal of the American College of Cardiology mengeluarkan karya ilmiah bertajuk hubungan antara marah dengan penyakit jantung.

Yoichi Chida, MD, Ph.D dari Departemen Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat, University College, London mengemukakan bahwa marah dan sikap permusuhan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner sebesar 19% pada orang sehat. Pada mereka yang sudah punya riwayat penyakit jantung sebelumnya, peningkatan ini mencapai 24%.

Risiko terkena serangan jantung semakin besar bagi seorang laki-laki. Kesimpulan ini didasarkan pada penelitian Steven Boyle, Ph.D dari Duke University Medical Center terhadap 313 laki-laki. Penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan jumlah protein yang dinamakan C3 dan C4. Kedua protein yang ada dalam sistem kekebalan tubuh ini merupakan penanda terjadinya peradangan dan luka.

Perubahan jumlah protein dalam sistem C3 dan C4 berkaitan dengan sejumlah penyakit, seperti gangguan arteri hati. Pada pria yang memiliki rasa permusuhan, gejala perasaan tertekan, dan keadaan marah dengan tingkat tertinggi mengalami peningkatan kadar C3 sampai 7.1%.

Dapatkah terapi psikologis mengurangi kadar C3? “Saat ini, kami belum mengetahui apakah campur tangan dalam mengurangi sikap permusuhan dan marah dapat menurunkan kadar C3 atau penanda peradangan lainnya”, kata Boyle. Akan tetapi, ia menambahkan, “Bahkan seandainya peradangan tidak dapat berkurang dengan campur tangan seperti itu, sikap permusuhan dan marah dengan tingkat rendah berkemungkinan berdampak pada hubungan (antar-manusia) yang lebih baik dan kesehatan yang meningkat”.

Membahayakan Paru-Paru

Selain dengan penyakit jantung, marah dan sikap permusuhan juga berkaitan dengan kematian, asma, dan paru-paru. Tingkat sikap permusuhan yang tinggi semakin mempercepat terjadinya penurunan alami fungsi paru-paru. Kesimpulan tersebut merupakan hasil analisis terhadap penelitian US Normative Aging Study kepada 670 laki-laki.

Setiap kenaikan satu poin skor permusuhan (satuan tingkat permusuhan), setara dengan hilangnya FEV1 sebanyak 9 ml pertahun. FEV1 merupakan ukuran kekuatan paru-paru,yang dihitung dari volume udara yang dapat dihembuskan paru-paru per detik.

Dalam pengantar hasil penelitian tersebut, Dr. Paul Lehrer dari University of Medicine and Dentistry di New Jersey, Amerika Serikat menuliskan, “Sungguh sangat sulit menemukan suatu penyakit yang sama-sekali tidak dipengaruhi oleh emosi atau stres dalam hal keparahan gejala, keseringan atau kekuatan kambuhnya”. Pernyataan tersebut semakin mempertegas hubungan marah dan sikap permusuhan dengan penurunan fungsi paru-paru.

Demi Kebaikan Manusia

Demikian sekilas rahasia di balik perintah menahan marah. Dahulu, siapa mengira marah dapat menimbulkan sakit jantung dan melemahkan kerja paru-paru? Bahkan sebagaimana dikutip di atas, ilmuwan modern pun membuat anjuran mengurangi marah dan sikap memusuhi, selaras anjuran Al Quran dan Hadits. Hal ini membuktikan kebesaran Allah atas segala hikmah dibalik perintah-Nya.

Dengan terkuaknya rahasia ini, manusia diharapkan semakin memahami bahwa Allah memerintahkan sesuatu demi kebaikan manusia itu sendiri, sebagaimana dinyatakan Allah: “Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertaqwa: apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab: (Allah telah menurunkan) kebaikan... (QS. An Nahl, 16:30)”. Karena itu, sepatutnya-lah manusia semakin ta’at dan mendekat kepada-Nya.

Penelitian: Berbuat Baik Memperpanjang Umur

Penelitian menunjukkan perbuatan baik memperpanjang umur. Al-Quran sejak lama menganjurkannya.

Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan,” demikian salah satu potongan Surat Al Qashas: 77.

Banyak potongan surat dalam Al-Quran maupun Hadits yang menganjurkan beramal, berbuat baik, serta larangan melakukan keburukan. Nah, anjuran Al-Quran ini telah terbukti secara ilmiah, belum lama ini temuan peneliti membuktikannya.

Menurut laporan majalah Science dari Amerika tanggal 25 Juli lalu disebutkan bahwa kegiatan sosial (tolong menolong) membawa manfaat bagi kesehatan tubuh. Psikolog dari The University of Michigan telah menemukan rahasia besar di dalamnya: "Inilah anugerah." Hasil penelitian ini dipublikasikan pada majalah akademisi Psychologi of Science pada bulan Juli.

Dalam riset yang berlangsung selama 5 tahun itu, para ilmuwan meneliti 423 pasangan suami-istri berusia lanjut. Dimulai dari awal, kepada setiap pasangan peserta diadakan 2 macam penelitian. Hal pertama ialah yang berhubungan dengan bantuan "bidang materi", misalnya tumpangan kendaraan oleh teman dan famili, titipan barang bawaan atau membantu menjaga anak kecil. Sedangkan hal berikutnya ialah dukungan semangat antarpasangan itu sendiri.

Dalam proses penelitian yang berlangsung selama beberapa tahun ini, ada 134 objek penelitian yang meninggal dunia. Para peneliti menemukan, efek dari bantuan yang diperoleh dari orang lain hanya menimbulkan perubahan yang sangat kecil terhadap rasio kematian pribadi. Tetapi yang membuat orang terkejut ialah, ternyata memberikan bantuan kepada orang lain sungguh bermanfaat bagi diri sendiri.

Di luar faktor umur, jenis kelamin, kondisi tubuh, kondisi jiwa serta tingkatan sosial-ekonomi, peneliti menemukan, memberi bantuan "bidang materi" pada orang lain akan menurunkan rasio penyebab kematian 42%, sedangkan memberi dukungan moril kepada orang lain pun dapat menekan tingkat kematian menjadi 30%.

Terhadap hasil penelitian ini, Toni Antonucci seorang psikolog dari Universitas Michigan berkomentar bahwa kita jelas telah mengabaikan pentingnya faktor berbuat kebaikan itu. Salah seorang peneliti yang bernama Stephanie L. Brown menyatakan, tampaknya jika kita ingin bertambah umur panjang, tiada salahnya kita coba membantu dan memberi perhatian pada orang lain.

Derma Bikin Bahagia

Sebelum ini, media serupa juga pernah mengungkap penelitian berkaitan hubungan antara uang dan kebahagiaan.Dalam kasus itu, para peneliti di Amerika menanyai ratusan orang Amerika tentang prilaku belanjanya dan tingkat kebahagiaannya. Mereka menemukan bahwa tingkat belanja pribadi tidak ada hubungannya dengan tingkat kebahagaian seseorang, sedangkan belanja untuk orang lain (misalnya memberikan sumbangan, memberikan hadiah untuk keluarga dan orang lain) justru berhubungan positif dengan tingkat kebahagiaan seseorang.

Penelitian menguji sekelompok pekerja yang baru saja menerima bonus antara 3000 dolar sampai dengan 8000 dolar. Mereka ditanya tentang seberapa banyak dari uang tersebut yang dibelanjakan untuk diri sendiri dan untuk orang lain.

Mereka yang memberikan sebagian dari bonus yang didapatnya kepada orang lain melaporkan memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Penelitian ini juga menemukan bahwa mereka yang memberikan lebih dari 1/3 dari bonus yang didapatkan kepada orang lain menempati tingkat skor kebahagiaan yang tertinggi.


Pasti anda semua sudah mengenal buah satu ini, bentuknya panjang melengkung, kulitnya berwarna hijau atau kuning, yup buah pisang namanya tapi taukah anda tentang kandungan gizinya dan manfaatnya bagi tubuh? pasti tidak semua orang tahu.


Kalori yang tinggi dalam pisang dapat diandalkan untuk mengembalikan energi yang terkuras. dibanding buah lain, kandungan air didalam pisang paling sedikit. itulah yang membuat kalori pisang tinggi.

Energi tubuh yang kecapekan bisa cepat normal kembali karena gula dalam pisang mudah diserap tubuh dan kalorinya banyak. jelas Siti Nurhidayah R. Dosen Akademi Gizi Surabaya. setiap 100 gram bagian pisang yang dimakan mengandung 27,2 gram karbohidrat, 1,2 gram protein, 17 mg kalsium, 7 mg vitamin C, dan 400 mg serat. jika dikombinasikan dengan susu, pisang menjadi menu diet yang seimbang.

Pisang dan susu saling melengkapi serta memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. aneka jenis pisang yang ada semuanya memiliki nilai gizi yang hampir sama. jadi pilihannya tergantung selera pribadi.

Pilihlan buah pisang yang kulitnya tidak mengalami cedera atau cacat. selama kulit pisang tidak mengalami hal tersebut dijamin daging buah pisang tetap dalam keadaan hidienis. karena kulit pisang mampu menghalau kuman dan bakteri dari luar.